Sumedang, Nextnews.id–Mengurangi ketebalan aspal Hotmik dapat menjadi praktik yang merugikan dan diduga dilakukan untuk mencari keuntungan pribadi.
Realisasi pekerjaan yang berakibat pada pengurangan volume dari proyek yang dikerjakan Oleh pemerintah desa Desa pekerjaan melalui pihak pemborong
Pekerjaan pengaspalan jalan lingkungan yang dilaksanakan oleh desa karang heuleut kecamatan Situraja kabupaten Sumedang Jawa Barat diduga untuk mencari keuntungan lebih banyak, sehingga adanya pengurangan volume ketebalan aspal secara signifikan.
Diduga adanya keuntungan pribadi yang diterima oleh pihak Desa bersumber dari dana Desa pada pekerjaan jalan lingkungan dengan material Hotmik kerena pihak desa selaku kuasa pengguna anggaran seharusnya bertanggung jawab atas program dana desa bukan untuk mencari keuntungan semata.
Dari hasil investigasi awak media dilapangan terlihat jalan lingkungan yang menggunakan material Hotmik diduga sangat tipis pada volume ketebalan selain itu aspal Hotmik di gelar terlihat seperti jenis Hotmik sandshet.
Dilapangan terlihat ada batu prasasti yang menunjukkan bahwa pekerjaan jalan Hotmik dengan ketebalan 0.03 CM dapat pantauan Awak media Dilokasi Pekerjaan jalan tersebut diduga kurang dari 0.02 CM .
Sementara menurut Budi sekertaris desa karang heuleut Saat dikonfirmasi melalui sambungan aplikasi WhatsApp menyebutkan, bahwa aspal Hotmik yang digelar jenis AC/WC Itu tercatat sesuai dengan rencana anggaran biaya anggaran dana desa tahun 2024.
“Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kepala Desa. Karena mereka lebih tahu bagaimana komitmennya dengan pihak pemborong karena pekerjaan jalan yang di Hotmik Itu dikerjakan oleh pemborong .