Sumedang, Nextnews.id- Momentum pasca ujian semester sering kali dimanfaatkan lembaga pendidikan (Sekolah SMP dan SMA) untuk melaksanakan widyawisata (study tour) dengan mengunjungi sejumlah destinasi yang menunjang pembelajaran. Namun sayang kegiatan tersebut acap kali dijadikan sebagai ajang untuk mencari keuntungan.
Beberapa praktik yang dilakukan sekolah untuk mencari keuntungan dari study tour, meminta penawaran promosi atau cashback kepada penyedia jasa seperti agen travel dan Memberikan harga yang lebih tinggi kepada keluarga siswa daripada harga yang ditawarkan penyedia jasa travel.
Study tour atau karyawisata adalah kegiatan perjalanan wisata edukasi yang dilakukan sekolah untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa.
Tentu saja study tour itu tidak gratis namun dipungut biaya yang cukup tinggi (fantastis).
Dari pantauan Tim investigasi awak media dilapangan ditemukan dugaan pungutan liar ( Pungli ) dengan Dalih mengajak murid Jalan-Jalan atau Study tour ke Yogyakarta oleh oknum penyelenggara Pendidikan di Sekolah menengah pertama negeri (SMPN) 1 Sumedang Jawa Barat Dengan memberangkatkan siswa kelas VIII Dengan biaya senilai 1,3 juta
Namun dibalik kegiatan Study tour tersebut, sekolah diduga ada keuntungan pribadi yang dikeruk dari para siswa siswi dengan menganggarkan biaya per siswa senilai 1,3 juta dengan tujuan Yogyakarta.
Saat tim mau konfirmasi ke sekolah tersebut, sayang Kepala sekolah sedang tidak ada di tempat.
“Kepala Sekolah SMPN 1 Sumedang Tidak ada Dikantor mungkin bapak Sudah pulang”, ujar salah seorang Guru saat awak media Akan melakukan konfirmasi kepala kepala sekolah. Selasa 7 Januari 2025.
Untuk mendapatkan informasi dari Dan meminta tanggapannya awak media mencoba menghubungi Kapala sekolah melalui sambungan telepon namun tidak pernah memberi jawaban.
Sementara hasil investigasi awak media dilapangan menurut Agen travel bahwa biaya untuk perjalanan Widyawisata ke Yogyakarta biaya paling tinggi dengan pasilitas mewah paling tinggi senilai 950 ribu per siswa.